Minggu, 11 Januari 2015

Opini



Menguras Air Mata
Film Hafalan Shalat Delissa  diluncurkan bertepatan dengan tujuh tahun tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam. Film yang diangkat berdasarkan novel karangan Tere Liye ini berhasil menguras air mata penontonnya.
Seperti zaman kanak-kanak pada umumnya, saat dilakukan tes hafalan shalat, sang ummi biasanya memberikan hadiah agar anaknya semangat. Begitu pula Delissa. Ibunya berjanji memberikan kalung berhuruf D sesuai dangan huruf awal namanya, Delissa, jika ia lulus tes hafalan shalat. Delissa yang diperankan oleh Chantiq Schagerl sangat antusias dan berusaha semaksimal mungkin agar lulus tes hafalan shalat. Pada saat hari tes tiba, ia diantarkan Ibunya dengan penuh semangat. Saat bersamaan, terjadi tsunami di Aceh yang melenyapkan nyawa ibu dan ketiga saudarinya. Delissa selamat, hanya saja kaki nya harus diamputasi. Kesedihan teramat sangat dialami Delissa. Namun ayahnya yang bekerja di luar negeri sesegera mungin mencari Delissa dan menghibur Putri kesayangannya itu.
Tokoh-tokoh pemeran film ini Chantiq Schagerl, Nirina Zubir, Reza Rahadian, Fathir Muchtar, dan lainnya mampu menampilkan kemampuan akting terbaik mereka. Memerankan secara natural dan mendalami karakter, hingga penonton turut merasakan haru biru film ini.
Hafalan Shalat Delisa juga menghadirkan special effect tragedi tsunami yang dapat membawa penonton pada nuansa terjadinya bencana alam tersebut. Namun, visualisasi Nanggroe Aceh Darussalam masih kurang terlihat karena sebagian besar adegannya dilakukan di daerah Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi.
Banyak elemen terkesan instan yang dihadirkan untuk memancing kesedihan para penontonnya. Hasilnya banyak adegan di Hafalan Shalat Delisa terkesan janggal dan kurang mampu tergali unsur emosionalitasnya. Film ini juga tidak terlalu memperhatikan penggalian kedalaman karakter yang dihadirkan di dalam jalan cerita.
            Namun, secara keseluruhan, film ini dikemas sangat baik dan mampu menguras air mata penonton. Keteguhan hati Delissa melewati ujian hidup yang ditinggalkan oleh Ibu, ketiga saudari dan kakinya yang harus diamputasi layaknya mentari yang memberikan sinar untuk makhluk lainnya.
Nasihat hidup juga banyak ditemui dalam film ini. Diantaranya kita harus mencintai semua makhluk karena Tuhan yang menciptakan, seperti yang diutarakan Delissa “Aku sayang Umi karena Allah”, melakukan segala sesuatu ikhlas karena Allah, dan banyak lagi. 

Tidak ada komentar: