Di Kerajaan Daha, hiduplah dua
orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik jelita tersebut bernama
Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja tersebut hidup sangat bahagia
dan serba kecukupan.
Hingga suatu hari datanglah
seorang pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha.
Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan
Daha adalah untuk melamar Candra Kirana. Kedatangan Raden Inu Kertapati sangat
disambut baik oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan
dengan Raden Inu Kertapati.
Pertunangan itu ternyata
membuat Dewi Galuh merasa iri. Kerena dia merasa kalau Raden Inu Kertapati
lebih cocok untuk dirinya. Oleh karena itu Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek
Sihir. Dia meminta agar nenek sihir itu membunuh Candra Kirana dan jasadnya
diubah menjadi sesuatu yang menjijikkan. Nenek Sihir pun menyetujui permintaan
Dewi Galuh, ia membunuh dan menyihir Candra Kirana menjadi seekor keong emas,
lalu membuangnya ke sungai desa.
Di sebuah desa, tinggallah
seorang janda tua. Namanya Mbok Randa Dadapan. Ia hidup seorang diri di rumah
kecilnya yang berada di tepi hutan. Pekerjaan sehari-harinya adalah
mencari kayu bakar di hutan, lalu menjualnya ke pasar. Setiap hari ia mencari
kayu bakar di hutan. Keesokan harinya, ia membawanya ke pasar. Begitu terus
yang ia lakukan. Setiap pergi ke
hutan ia harus melewati sebuah sungai yang cukup lebar, tetapi sungai itu
dangkal. Di sana pula ia membasuh tubuhnya yang lelah setelah bekerja seharian.
Hari itu, sepulang dari hutan
mencari kayu bakar, Mbok Randa Dadapan singgah ke sungai untuk sekadar
membersihkan tubuhnya. Tiba-tiba dilihatlah sebuah benda berkilau di dalam air.
Diambilnya benda itu. Ternyata seekor keong. Keong tersebut adalah jelmaan dari jasad Candra Kirana. Keong
itu berwarna kuning keemasan, tampak berkilauan diterpa sinar matahari.
Setelah diamati, keong emas
itu selalu berkilau layaknya
emas sungguhan. Dengan penuh harap, ia membawa keong emas tersebut ke toko
emas. Alangkah terkejutnya Mbok Randa Dadapan, ternyata keong emas yang ditemui
nya di sungai adalah emas asli
dua puluh empat karat. Dengan senang hati, ia menjual emas tersebut. Keong emas yang ditemuinya di
sungai mengubah nasib kehidupannya. Ia menjadi kaya raya, semua kebutuhan hidupnya menjadi terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar